Kesan (Bukan Review) Jujur setelah nonton fim JUMBO


Saya diajak istri untuk menonton film JUMBO yang katanya lucu dan tentang keseharian. Kedua anak saya yang mahasiswa dan SMA saya ajak daripada main game melulu.

Tiket cepat habis meski masih jauh dari jam tayang. Antusiasme penonton rata2 orang tua yang membawa anak kecil. Ada juga remaja beserta genk atau pacarnya. Saya rasa di bioskop yang paling tua adalah saya. Saat ini penonton film ini hampir tembus 7 juta penonton. Angka yang fantastis! Semoga menjadi film terlaris sepanjang masa di Indonesia.

Dalam urusan visual animasi memang cakep. Tekstur, Lighting dan Polygon sangat detail. Media luar negeri juga memujinya. Hebatnya film ini dibuat oleh anak-anak bangsa. Tidak seperti tim Sepakbola Nasional yang isinya banyak pemain asing. 

Meski tokohnya anak kecil namun dialognya cerdas dan polos layaknya anak kecil. Adegan awal mengejar bola kasti cukup mendebarkan. Konflik antar teman juga wajar, tidak lebay, tidak emosional, tidak seperti sinetron Indosiar. 

Tapi…..

Semua kekaguman saya runtuh seketika tampil sosok Meri, hantu yang membantu si Don untuk mengambil bukunya yang dirampas. Karena kebanyakan denger ceramah pa Ustadz, maka adegan ini tidak masuk akal dan hati saya. Kedua anak saya pun sependapat. Entah jika saya masih TK atau SD. Mungkin pasar film ini bukan orang tua dan anak dewasa yang sudah terbentuk Aqidahnya.

Beda kalau saya nonton film animasi luar negeri seperti Shrek, Barbie, Toy Story, Despicable Me, Moana dll adegan segila apapun tetap masuk akal. 

Pada credit title, saya senang karena film ini hasil karya banyak orang Indonesia. Salah satunya Robby UL Pratama (Ayena Studio) dimana saya pernah menjadi juri saat beliau masih jadi peserta lomba animasi di POLBAN. Suatu kebahagiaan melihat beliau mampu mengangkat animasi Indonesia ke tingkat Internasional.

Pulang dari bioskop, ekspresi cemberut saya dan anak2 terlihat istri. Dan kamipun tidak banyak bicara sampai di kasur. Tidak seperti saat istri mengajak saya nonton film AGAK LAEN dan PABRIK GULA, dimana bibir tetap tersungging sampai di kasur.

Akhir kata: Hidup Gibran!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dapat Uang dari Affiliate Lynk.id via status WhatsApp.

Karya Kompetitor Desain Grafis Final KKIN Sorong 2024

Buku Desain Grafis Praktis Dengan Adobe Photoshop